Selasa, 09 Juni 2015



Puisi ini untuk seseorang di dunia ini yang luar biasa..




Saat Aku berumur...

Saat aku berumur 1 tahun ibu menyuapi ku dan memandikan ku, tapi aku balas dengan menangis sepanjang malam.

Saat aku berumur 2 tahun ibu mengajariku bagaiman cara berjalan, tapi aku balas dengan kabur saat dia memanggilku.

Saat aku berumur 3 tahun ibu memasakanku semua makanan yang enak dengan kasihsayang, tapi aku membalasnya dengan menumpahkan semua makanan ke lantai.

Saat aku berumur 4 tahun ibu memberiku pensil warna, tapi aku membalasnya dengan mencoret-coret dinding dan meja.

Saat aku berumur 5 tahun ibu membelikanku pakaian yang mahal dan indah, tapi aku balas dengan memakainya untuk bermain di kubangan lumpur dekat rumah.

Saat aku berumur 6 tahun ibu mengantarkan aku ke sekolah, tapi aku balas dengan mengatakan “tidak mau”.

Saat aku berumur 7 tahun ibu membelikanku bola, tapi aku balas dengan melemparkannya ke jendela tetangga.

Saat aku berumur 8 tahun ibu memberiku es krim, tapi aku balas dengan menumpahkannya hingga mengotori seluruh baju.

Saat ku berumur 9 tahun ibu membayar mahal untuk kursus pianoku, tapi aku balas dengan sering bolos dan tidak pernah masuk sama sekali.

Saat aku berumur 10 tahun ibu mengantarku ke mana saja, dari satu tempat ke tempat lain, tapi aku balas dengan melompat ke luar tanpa mengucapkan salam.

Saat aku berumur 11 tahun ibu mengantarkan aku dan teman-temanku ke bioskop, tapi ku balas dengan menyuruhnya duduk di baris lain.

Saat aku berumur 12 tahun ibu melarangku menonton acara TV orang dewasa, tapi kubalas dengan menunggunya sampai dia ke luar rumah.

Saat aku berumur 13 tahun ibu menyarankan ku untuk memotong rambut, tapi ku balas dengan mengatakan dia tidak tau mode.

Saat ku berumur 14 tahun ibu membayarkan ku untuk biaya kemping satu bulan, tapi ku balas dengan tidak pernah menelponnya.

Saat ku berumur 15 tahun ibu pulang kerja ingin memeluku, tapi ku balas dengan mengunci pintu kamarku rapat-rapat.

Saat ku berumur 16 tahun ibu mengajariku mengemudi mobil, tapi kubalas dengan memakai mobilnya tanpa mempedulikan kepentingannya.

Saat ku berumur 17 tahun ibu sedang menunggu telpon yang sangat penting, tapi ku balas dengan menelpon nonstop semalaman.

Saat ku berumur 18 tahun ibu menagis terharu ketika aku lulur SMA, tapi ku balas dengan berpesta dengan teman-temanku hingga pagi.

Saat ku berumur 19 tahun ibu membayarkan biaya kuliah ku dan mengantarkan kuliah di hari pertama. Tapi ku balas dengan meminta diturunkan jauh dari pintu gerbang agar aku tidak malu didepan teman-temanku.

Saat ku berumur 20 tahun ibu bertanya “dari mana saja kamu seharian ini...?” tapi ku jawab “ah, ibu cerewet amat sih, ingin tahu urusan orang..!”.

Saat ku berumur 21 tahun ibu menyarankan satu pekerjaan yang bagus untuk karirku, tapi ku balas dengan mengatakan “ aku tidak ingin seperti ibu”.

Saat aku berumur 22 tahun ibu memelukku haru atas kelulusan perguruan tinggi ku, tapi ku balas dengan menanyakan kapan aku bisa mendapat kendaraan baru.

Saat ku berumur 23 tahun ibu memberikanku 1 set barang-barang untuk rumah baruku, tapi ku balas dengan menceritakan kepada teman-teman ku betapa jeleknya barang-barang itu.

Saat ku berumur 24 tahun ibu bertemu dengan tunanganku dan menanyakan rencana di masa depan, tapi ku balas dengan mengeluh “Aduhhh.. ibu malu-maluin aja bertanya seperti itu..?”

Saat ku berumur 25 tahun ibu membantu membiayai pernikahan ku, tapi ku balas dengan pindah ke kota lain yang jaraknya 500KM.

Saat ku berumur 30 tahun ibu mengajariku bagaimana merawat bayi ku, tapi ku balas dengan mengatakan padanya “ Bu, sekarang jamannya sudah berbeda..!!”

Saat ku berumur 40 tahun ibu menelponku untuk memberitahukan pesta ulangtahun kerabat, tapi ku balas dengan menjawab “ Bu, saya sibuk sekali, nggak ada waktu”

Saat ku berumur 50 tahun ibu sakit-sakitan dan membutuhkan perawatanku, tapi ku balas dengan membaca buku tentang pengaruh buruk orang tua yang menumpang di rumah anak-anaknya.
Dan hingga suatu hari, dia meninggal dengan tenang. Dan tiba tiba aku teringat semua hal yang ku lakukan, dan belum pernah membalas semua kasih sayangnya kepadaku. Dan di saat ajalku semakin dekat penyesalan itu semakin menghantam ku, “seandainya dulu aku mengabiskan waktu bersamanya, menceritakan pengalamanku di sekolah dan selalu meinta nasihatnya”.
Di saat ajalku semakin dekat aku hanya bisa berhayal agar waktu-waktu dulu bisa terulang. Jika tuhan mengizinkan aku akan berlari kepada ibuku kupeluk ibuku dengan erat dan ku katakan “ibu aku sayang ibuuu... maafkan kesalahnku ibu.. aku tidak ingin kehilangn ibu..”


By : Nazar USA

Next
Posting Lebih Baru
Previous
This is the last post.

0 komentar:

Posting Komentar